ShoutMix chat widget

ShoutMix chat widget

+(^_^)+

Selasa, 10 Mei 2011

Antibiotik

BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Secara sempit antibiotik adalah zat kimia yang secara alamiah dihasilkan oleh organisme hidup yang mampu menghambat pertumbuhan organisme lain, namun kata lain sekarang digunakan untuk menyebut semua obat kemoterapetik anti mikroba. Baik yang diproduksi secara alamiah, senyawa sintetik atau anti biotik diresepkan secara luas untuk mengobati infeksi dan sebagai kemoprofilaksis (pencegahan infeksi dengan memberikan antibiotik sebelum gejala dan tanda muncul)
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan urian di atas yang menjadi rumusan masalah adalah bagaimana defenisi, penggolongan. Penggunaannya sendiri berdasarkan jenis infeksi. Cara kerja dan efek samping penggunaan dari anti biotik
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi Dan Pembagian Antibiotik
Antibiotik adalah obat pembasmi mikroba  khususnya yang merugikan manusia
Antibiotik adalah zat-zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba jenis lain. Obat yang digunakan untuk membasmi mikroba, penyebab infeksi pada manusia, harus memiliki sifat toksisitas selektif setinggi mungkin. Artinya, obat tersebut haruslah bersifat sangat toksik untuk mikroba, tetapi relatif tidak toksik untuk hospes.
Penggolongan Antibiotik
Antibiotik dapat digolongkan berdasarkan atas tempat kerja, spektrum aktivitas dan struktur kimianya; penggolongan berdasarkan atas tempat kerjanya seperti pada tabel 10.1:
Penggolongan antibiotik berdasarkan atas spektrum aktivitasnya dapat dibagi atas beberapa golongan yaitu:
1.  Antibiotik dengan spektrum luas, efektif terhadap gram positif maupun gram negatif. Sebagai contoh adalah turunan tetrasiklin, turunan amfenikol, turunan aminoglikosida, turunan miklorida, rifamfisin, beberapa turunan pinisilin (ampisilin, amoxisilin, bekampisin, karbenisilin, hetasilin, dan lain-lain dan sebagian besar turunan xefalosporin).
2.  Antibiotik yang aktivitasnya lebih dominan  terhadap bakteri gram positif. Sebagai contohnya adalah: basitrin, eritrosimin, sebagian besar turunan penisilin seperti benzil penisilin, kloksasili, penisilin G prokain dan beberapa turunan sefalosporin
3.  Antibiotik yang aktivitasnya lebih dominan terhadap bakteri gram negatif. Sebagai contoh adalah kolistin, polimiksin B sulfat dan sulfomisin
4.  Antibiotik yang aktivitas dominan pada Mycobacteriae
Sebagai contoh adalah streptomisin, kanamisin, sikloserin, vimisin dan lain-lain
Tempat Kerja Proses yang dihambat Antibiotik Tipe aktivitas
Dinding sel Sintesis mukopeptida pengikat silang dinding sel sintetsis peptida dinding sel pengikat silang dinding sel sintesis mukopeptisida Basitrasin sefalosporin sikloserina penisilin vankomisin Bakteriosid Bakteriosid Bakteriosid Bakteriosid Bakteriosid
Membran sel Fungsi membran sitoplasma Sda
Integritas membran
Amfeterisin B nistatin polimiksin Fungisid fungisid bakteriosid
Ribosoma


50 S sub unit Sintesis protein Sintesis protein
Sintesis protein
Klomfenikol Erittromisin
Linkomisin
Bakteriostatik Bakteriostatik
Bakteriostatik `
30 S sub unit Sintesis protein Sintesis protein Aminoglikosida Tetrasiklin Bakteriosid Bakteriostatik
Asam nukleat Sintesis DNA dan mRNA Sintesis DNA dan mRNA Aktinomisin Griseofulvin Fungisid Fungisid
DNA dan atau RNA Sintesis DNA Sintesis mRNA Mitomisin C Rifampin Fungisid bakteriosid
  1. Antibiotik yang aktif terhadap jamur. Sebagai contoh adalah grisofulvin, antibiotik polien (nistatin, amfoterisin B)
  2. Antibiotik yang aktif terhadap neoplasma (anti kanker). Contohnya adalah aktinomisin, bleomisin, mitomisin, mitramisin, dan lain-lain
Berdasarkan atas struktur  kimianya antibiotik di bagi menjadi 10 kelompok yaitu:
  1. Antibiotik b-laktam (turunan penisilin, sefalosporin dan b-laktam non klasik)
  2. Turunan amfenikol
  3. Turunan tetrasiklin
  4. Aminoglikosida
  5. Antibiotik makrolida
  6. Antibiotik polipeptida
  7. Antibiotik linkosamida
  8. Antibiotik polien
  9. Antibiotik ansamisin
  10. Antibiotik antrasiklin
Penggunaan Berdasarkan Jenis Infeksi
Saluran Nafas
Jenis Infeksi Penyebab Tersering Pilihan Antibiotik
- Farigitis -    Virus -    Str. Pyogenes
-    C. Diphtheria
-    ……. -    Pensilin V, Eritromisin, Penisilin G
-    Penisilin G, Eritromisin
- Otitis Media dan Sinusitis -    Str. Pnemoniea, H Influenza -    S. Aureus, kuman Anaerob -    Amoksisilin/Ampisilin, Eritromisin Kotrimoksazol -    Amoksisilin- Asam Klavulonat
- Bronkis Akut -    Virus -    Str. Pneumoniae, H influenza
-    M. pneoumeniae
-    ………. -    Amoksisilin/Ampisilin
Eritromisin
-    Eritromisin
Eksaserbasi Akut Bronkis kronis -    Str. Pneumoniae, H influenza -    M. pneoumeniae
-    B. catarrhalis (jarang)
-    Amoksisilin- Asam Klavulonat Kotrimoksazol -    Doksisilin
-    Amoksisilin- Asam Klavulonat Kotrimoksazol Eritromisin
Influenza -    Virus influenza A atau B -    ……………….
Pneumonise Bakteri -    Str. Pneumoniae, -    H influenza
-    M. pneumoniae
-    S. Auereus
-    Penisilin V, Eritromisin, Sevalosporin Generasi I -    Amoksisilin/Ampisilin,  Eritromisin Kotrimoksazol, Emulsi-Subaktan, kloramfenikol, Flukorokulnolon
-    Eritromisin, doksisiklin
-    selafosporin
Tuberkolosis Paru -    M. Tuberclosis -    Lozaid + Rifampisin + pirazinamid/etambutol
Infeksi Saluran Kemih
Jenis Infeksi Penyebab Tersering Pilihan Antibiotik
Sistitis Akut -  E. Coli S. Saprophyticus, Kuman Garam-negatif lainnya -  Nitrofuarantoin Ampisilin, Triometropin
Pielonefritis Akut -  E. Coli S. Saprophyticus, Kuman Garam anti lainnya, Streptoocus -  Untuk Pasien rawat: Gentamisin (atau aminoglikosid lainnya) kontriokozal parentoral, safalosporin generasi III, azireonam -  Untuk pasien berobat jalan : kotrimokzasol, amoksisilin asam kalvulanat
Prosatitis akut -  E. Coli S. dan Kuman Garam negatif lainnya, E faecalis -  Kotrimokzasol atau flourokuinolon atau aminoglokosid + ampilisin parental
Prostatistis kronis -  E. Coli S. dan Kuman Garam negatif lainnya, E faecalis -  Kotrimokzasol, fluorolknolon atau trimetropin
Infeksi  yang ditularkan melalui hubungan kelamin
Jenis Infeksi Penyebab Tersering Pilihan Antibiotik
Uretiritis -  N. gonomhoese (bukan penghasil penisilinase) -  N gonorrhoe (penghasil penisilinase)
-  C. trachomatis
-  Ureplasma urelycticum
-  Ampisilin/amoksisilin/ penisilin G + Probabenesid, seftriakson, tetrasikin -  Seftriakson, fluorokuinolon
-  Doksisiklin/tetrasiklin, aritromisin
Herpes genital -  Virus herpes simpleks -  asiklovir
Sifilis -  T. palidum -  Penisilin G, prokain, Seftriakson, tetrasiklin
Ulkus mode -  H . ducrely -  Kotrimokzasol, eritromisin, Seftriakson, tetrasiklin
Saluran cerna
Jenis Infeksi Penyebab Tersering Pilihan Antibiotik
Ginggivitis dan abese gigi -  Infeksi campuran kuman aerob + anarob -  Penisilin G prokain/ penisilin V
Kandidiasis oral -  C albicans -  Nistatin
Enteritis infekslosa -  Virus -  Shingella
-  V cholerae
-  E histolytica
-  C jejuni
-  Berbagai kuman enterik gram
-  ………. -  Kotrimokzaso/ fluorokuinolon/ampisilin
-  Tetrasiklin Kotrimokzasol
-  Metronidazol
-  Eritromisin/fluorokuinolon tetrasiklin
-  Umumnya tidak memerlukan antimikroba
Kolestitis akut -  E. Coli berbagai Kuman enterik Gram negatif, B frogilis -  Ampisilin + gentamisin + ampisilin sulbaktam, selazolin
Perintis karena proporasi usus -  E. Coli berbagai Kuman enterik Gram negatif, kuman anaerob -  Ampisilin + gentamisin + metronidasol, gentamisin + metronidazol/klindamisin, sefoksilin
Kardiovaskulas
Jenis Infeksi Penyebab Tersering Pilihan Antibiotik
Endokarditis -  Streptokokus -  Stafilkokus
-  Stafilkokus yang toleran terhadap metisilin (MRSA)
-  Kuman gram-negatif
-  Penisilin G + gentamisin + -  Kolksasilin + gentasimin
-  Vankomisin
-  Sefotaksin + gentamisin
Kulit, otot, tulang
Jenis Infeksi Penyebab Tersering Pilihan Antibiotik
-  Impetigo, furukunkel, selutiti, dll -  Gas ganggren
-  Osteomnyelitis akut
-  Str. Pyogenes, S. aureus -  CI. Perfringens
-  S. Aureus
-  Kloksasilin /Eritromisin, Sefalosporin generasi I -  Pinisilin G
-  Klokasilin
Susunan Saraf Pusat
Jenis Infeksi Penyebab Tersering Pilihan Antibiotik
-  Meningitis bakterial anak/dewasa -  Meningitis pada neonatus
-  Abes otak
-  Str. Pneumoniae, stafilokokus, H. Influenza -  Meningokokus
-  Berbagai kuman entetrik gram negatif
-  Streptokokus S. aureus enterbacteriaceae. Berbagai kuman anaerob
-  Ampicilin + kloramfenikol (sebagai terapi awal) -  Penisilin G. Kloramfenikol
-  Sefalosporin dewasa ini
-  Penisilin + G. Kloramfenikol/ mentronidasol + sefalosporin generasi III
Sepsis
Jenis Infeksi Penyebab Tersering Pilihan Antibiotik
-  Neonatus -  Anak < 5 tahun
-  Anak > 5 tahun dan dewasa
-  Str. Agalactiae  streptokokus lain kuman enterik gram-negatif -  Str Pneumnoniae, H. Influenza N. Meningitidis S. aureus
-  Kuman enterik gram negatif, S. aureus, streptokokus
-  Streptokokus S. aureus enterbacteriaceae. Berbagai kuman anaerob
-  Ampicilin + aminogilkosid -  Klosasilin/ampisilin + klakloramfeniikol atau ampisilin + klakloramfeniikol
-  Kloksasilin/Sefaklosporin Generasi I + aminoglokosida atau sefalosporin generasi III/ ampisilin= sykvajtan dengan atau tanpa aminogliosida
Cara Kerja Antibiotik
Antibiotik mematikan bakteri atau mencegahnya berkembang biak:
  • Agens bakterisid – misalnya aminoglikosida, sefalospirin dan polimisin, mematikan bakteri dengan cepat
  • Agens bakteriostatik – misalnya sulfonamid, tetrasiklin, dan kloramfenikol – mencegah bakeri berkembang biak tetapi tidak mematikannya
Banyak antibiotik yang bekerja terutama sebagai obat bakteriostatik dapat menjadi bakterisid pada keadaan yang memungkinkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain adalah konsentrasi obat dan jumlah serta jenis bakteri yang ada. Apabila hanya ada sedikit bakteri yang sangat peka dengan dan obat diberikan dalam dosis tinggi, maka suatu obat misalnya psnisilin yang biasanya bakteriostatik dapat menjadi bakterisidal. Mekanisme kerja antibiotik diperlihatkan di tabel 4.3
Antibiotik  menimbulkan efek secara lansung pada dinding sel bakteri atau menembusnya untuk mengganggu mekanisme di taingkat intrasel. Pada semua bakteri, dinding sel terdiri dari lapisan molekul protein yang disatukan oleh ikatan-ikatan silang, tetapi struktur halus tergantung pada apakah mereka termasuk positif gram atau negatif gram, dimana hal ini mempengaruhi kepekaan terhadap berbagai golongan antibiotik. Sebagai contoh, eritromisin menembus dinding sel bakteri positif gram dan efektif dalam pengobtan beberapa infeksi stafilokokus dan streptokokus, tetapi obat ini tidak berefek pada bakteri negatif gram
Efek samping dari Penggunaan  Antibiotik
(+) Gejala Resistensi
Adalah suatu sifat tidak terganggunya kehidupan sel mikroba oleh antimikroba. Pada pengobatan yang tidak cukup yaitu terlalu singkat waktunya atau terlampau lama dengan dosis rendah atau digunakan pada pengobatan yang tidak perlu misalnya pada luka kecil dan sebagainya dapat mengakibatkan resistensi artinya bakteri akan memberikan perlawanan terhadap kerja antibiotik, sehingga khasiat  ini akan menjadi berkurang atau tidak berkhasiat sama sekali. Hampir semua antibiotik dapat menimbulkan resistensi
(+) Gejala Kepekaan
Reaksi alergi dapat ditimbulkan oleh semua antibiotik dengan melibatkan sistem imun tubuh hospes. Misalnya pada pemberioan penisilin bila diberikan pada pada seseorang  yang tidak tahan (peka) dapat menimbulkan bintik-bintik merah, gatal-gatal bahkan dapat menimbulkan anafilaksis
(+) Reaksi Toksik
Antibiotik pada umumnya bersifat toksik selektif, tetapi  sifat ini relatif dalam menimbulkan efek toksik, masing-masing antibiotik dapat memiliki terhadap organ atau sistem tertentu pada tubuh horpes. Contoh: golongan tetrasiklin dapat mengganggu pertumbuhan jaringan tulang termasuk gigi akibat deposisi kompleks tetrasiklin kalsium ortofospat
(+) Super Infeksi
Yaitu infeksi baru yang terjadi akibat terapi infeksi primer dengan suatu antibiotik. Ini terutama terjadi pada pemakaian antibiotik broad spectrum, karena kegiatannya demikian luasnya sehingga flora bakteri usus juga dimatikan. Dan keseimbangan bakteri normal juga tergganggu. Jika terjadi super infeksi tindakan yang tidak perlu diambil untuk mengatasinya  ialah:
-      Menghentikan terapi antibiotik yang sedang digunakan
-      Melakukan biakan mikroba penyebab super infeksi
-      Memberikan suatu antibiotik yang efektif terhadap mikroba tersebut
Berdasarkan kegiatannya, antibiotik  dibagi dalam mikroba tersebut:
a)    Antibiotik yang mempunyai kegiatan luas (Broad Spectrum) yaitu: antibiotik yang dapat mematikan bakteri  gram positif dan bakteri gram negatif. Contoh: tetrasiklin dan derivatnya, kloramfenikol, ampisilin dan lain-lain
b)   Antibiotik yang mempunyai kegiatan sempit (Narrow Spectrum) antibiotik golongan ini hanya aktif terhadap beberapa jenis bakteri, contoh: penisilin, streepmisin, neomisin dan sebagainya
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut kami dapat menarik suatu kesimpulan bahwa :
  1. Antibiotik harus dibatasi pada keadaan dimana antibiotik tersebut benar diperlukan. Antibiotik jangan digunakan untuk infeksi ringan atau infeksi virus
  2. Antibiotik spektrum luas tidak diindikasikan untuk infeksi dimana dapat digunakan antibiotik lain yang lebih spesifik
  3. Kebanyakan antibiotik harus diterapkan dirumah sakit dan praktik umum, dimana kebijakannya
Suatu bagian yang memuat satu anggota dari masing-masing golongan antibiotik. Masing-masing anggota tersebut dapat diresepkan tanpa prosedur formal dan disediakan sebagai obat dibangsal
  1. Gantilah segera antibiotik yang dipakai, bila suatu bibit penyakit resisten terhadap antibiotik yang diberikan
Saran
Dalam makalah ini tidak menutup kemungkinana masih terdapat banyak kekurangan baik menyangkut isi maupun penulisan, oleh karena itu, kami harapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini dan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Enjtang, Indan, 2003, Mikrobiologi dan Parasitologi, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung
Rusdiaman 2006, Farmakologi, Akademik Keperawatan Makassar, Makassar
Sartini, 2003, Mikrobiologi Farmasi Dasar, Lab Farmakologi, UNSRI, Palembang

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More